Transgenik
atau secara baku disebut Genetically
Modified Organism (GMO) adalah suatu organisme yang telah di modifikasi
gene-nya. Beberapa negara sedang gencar mengembangkan GMO, Yang diharapkan
dapat meningkatkan kualitas kehidupan. Hal sains seperti GMO pun tidak luput
dari kontroversi secara sosial dan ekonomi.
Penemuan
gen dan DNA menjadi asal dari terciptanya transgenik. Membengkaknya populasi
manusia di dunia menyebabkan kebutuhan pangan yang semakin besar. Hal ini mendorong
para scientist pada masa itu untuk
memanfaatkan pengetahuannya tentang DNA dan gen tanaman pangan. Scientist memodifikasi bahan pangan
untuk menghasilkan kuantitas dan kualitas pangan yang lebih baik. Pada masa
ini, hasil transgenik dapat dijumpai pada hampir seluruh bahan pangan di dunia.
Dalam Hubungannya dengan masyarakat, ada dua pihak
yakni pro dan kontra yang memaparkan secara jelas kelebihan dan kekurangannya. Kedua narasumber kami yakni Mr. Xavier daniel,
dosen rekayasa genetika dan Ibu Lucia Kusumawati, dosen Kultur Jaringan yang keduanya
telah berpengalaman mengenai GMO ini, setuju bahwa Indonesia harus siap dan telah
siap untuk mengembangkan teknik canggih ini.
Menurut
Mr. Xavier Daniel, seiring dengan pertambahan penduduk yang tinggi di Indonesia, perlu dikembangan pangan yang
menggunakan GMO seperti tanaman tahan hama dan variasi genetik untuk
mendapatkan panen dengan jumlah besar.
GMO
terbukti telah memberikan keuntungan yang luar biasa pada negara yang
mengembangkannya, seperti USA, Canada dan China. Teknik sains ini dapat
menghemat waktu, meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil produksi yang jauh
lebih tinggi. Indonesia memiliki lahan yang sangat luas tapi terbukti masih mengimpor
pangan dari negara lain. Hal nyata bahwa negara kecil seperti Thailand telah mengembangkan GMO
sehingga mampu berswasembada pangan dan mengekspornya ke Indonesia. Secara
ekonomi, apabila GMO diterapkan maka Indonesia akan mampu memenuhi kebutuhan
pangan, mengurangi impor dan meningkatkan kesejaahteraan penduduknya. Secara sosial akan mengurangi kemiskinan dan
kelaparan yang merupakan masalah yang sedang kritis di negara ini. Jika
Indonesia menerapkan GMO, dilihat dari luas wilayah dan keanekaragaman yang
dimiliki maka secara logis akan mendatangkan presentase benefit yang mampu
melebihi negara-negara maju seperti Amerika dan Jepang.
Agak sedikit berbeda, Ibu Lucia Kusumawati mengatakan bahwa penggunaan GMO boleh dilakukan asal pada tempat dan kondisi yang tepat. Hal ini dikarenakan masih dimungkinkan efek negatif yang akan muncul atau terakumulasi pada tahun-tahun ke depan, meski penelitian sekarang masih belum bisa mendapatkan bukti bahwa GMO mempunyai efek negatif dalam penggunaannya.
Negara
Eropa, seperti Perancis sangat membatasi pemakaian produk GMO sebagai pangan
mereka. Mereka berpikiran ke depan bahwa, bisa saja protein atau produk GMO
tertentu memberikan sifat alergic
pada beberapa orang yang memiliki
genetik bersifat spesial seperti alergi
antibiotik pada Syndrom Steven Johson. Selain itu jika ingin menerapkan GMO,
harus dilakukan penelitian secara mendalam dan persiapan yang lebih karena
menyangkut kehidupan orang banyak. Seperti big
issue GMO di USA sekarang, yakni harus membuat space pada Tanaman GMO agar serbuk sarinya tidak mengkontaminasi
genetik tanaman lain. GMO juga menimbulkan masalah sosial dimana sebagian besar
orang menganggap bahwa GMO itu tabu dan menyalahi Tuhan atau etika.
Jadi
haruskah kita pro atau kontra terhadap GMO? Dilihat dari kebutuhan GMO untuk
Indonesia sangat kritis, kita harus berusaha mengembangkan GMO untuk
meningkatkan kualitas hidup, namun harus
menyesuaikannya dengan tempat, kebutuhan serta etika yang ada di
Indonesia. Sebab sebuah penerapan sains pasti memberikan impact pada bidang lainnya seperti ekonomi, sosial, politik dan
seluruh bidang lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar