Related

  • B. Biology, campbell reece mitchell
  • B. Frankenstein
  • B. Introduction to biotechnology
  • B. Molecular biology
  • F. Avatar
  • F. Frankenstein
  • F. Hollowman
  • F. Hulk
  • F. Jurassic park
  • F. The island
  • F. The personal
  • many more

Interesting films and books about biotechnology

  • B. Biology, campbell reece mitchell
  • B. Frankenstein, marry shelleys
  • B. Introduction of Biotechnology
  • F. Avatar
  • F. Discovery series
  • F. Frankenstein
  • F. Hollowman
  • F. Island
  • F. Jurassic park
  • F. The personal

Welcome to biotechnology's world

Do you know avatar's film? or maybe jurassic park? it'snt just a fantasy.. We can learn to build superhero or monster in easy step that we'll know in biotechnology. With easy treatment, we can make a little things became worth as gold. Want to know your capability, natural gift, mind, or psychological ? it's easy.. just look at your DNA and all things in your life's will be reavealed. Interest? Check this out, dont miss it!!

Rabu, 07 September 2011

Simulasi pembuatan probe kanker HNPCC-2


Probe adalah sekuens nukleotida single strand pendek (kira-kira 15-32 bp) yang komplemen dengan DNA target yang biasa digunakan untuk mendeteksi dan menganalisa keberadaan penyakit yang menginfeksi tubuh kita. Probe adalah agen yang dimasukkan kedalam sebuah medium untuk mendapatkan informasi tentang struktur maupun substansi tertentu. Probe memungkinkan kita untuk memvisualisasikan struktur DNA dan juga mendeteksi kelainan-kelainan yang ada pada suatu DNA. Probe dapat ditempeli zat radioaktif ataupun zat-zat fluorescence yang digunakan untuk menandai DNA target yang diinginkan. Penggunaan probe atau oligonukleotida pendek ber-radioaktif atau ber- fluorescence berguna dalam teknik FISH, teknik pendeteksian DNA target dengan menempelkan probe yang komplemen dan di deteksi langsung pada sampel tersebut.
Probe yang baik harus mengandung 45-60 % nukleotida G dan C dan hanya sepanjang 15-32 bp. Hal ini dilakukan  untuk menjaga kestabilan probe tersebut. Selain itu, probe ini juga harus spesifik dan komplemen hanya terhadap DNA target, dan sebisa mungkin tidak saling komplemen dengan probe itu sendiri ataupun membentuk struktur sekunder. Apabila probe saling berkomplemen, akan menyebabkan mispriming; dan apabila probe kurang spesifik, akan menyebabkan bukan hanya DNA target yang akan terdeteksi.
Mekanisme pembuatan probe untuk mendeteksi mutasi gen MLH1 pada kanker HNPCC-2:
1.     Mencari gen penyebab kanker HNPCC-2 dan ditemukan bahwa penyebabnya adalah mutasi pada gen MLH-1.
2.     Mendeteksi adanya mutasi pada gen ataupun kodon pada MLH-1 yang menyebabkan kanker HNPCC-2, ditemukan adanya mutasi berupa delesi kodon 576-632 yang menyebabkan frameshift pada transcription varian 1 gen MLH-1.
3.     Mencari sekuens gen MLH-1 transcript variant 1 yang telah termutasi kemudian mengambil 32 nukleotida secara acak yang memiliki bagian spesifik yang telah termutasi.
4.     Mencocokan sekuens yang telah dipilih dengan melakukan BLAST sampai perbedaan nukleotidanya dinilai cukup besar kurang lebih > 6 basa.
5.     Melakukan komplemen dan reverse dari sekuens MLH-1 terdelesi yang telah dipilih untuk membuat probe.
6.     Menentukan reporter yang cocok untuk mengenali gen termutasi, dari pertimbangan beberapa faktor maka kami memutuskan memakai metode FISH dengan fluorescence.
Salah satu aplikasi teknik FISH adalah untuk pendeteksian secara langsung sel yang telah positif sel kanker atau sel normal. Beberapa jenis kanker berasal dari sel normal yang mengalami mutasi pada suatu sekuens gen tertentu. Mutasi ini bisa berupa subtitusi,insersi,maupun delesi, yang mengakibatkan perubahan asam amino yang ditranslasinya.
HNPCC adalah salah satu jenis kanker yang dapat dideteksi dengan teknik FISH ini. HNPCC atau (Hereditary Non-Polyposis Colorectal Cancer) adalah kanker pada usus dan rektum yang menurun dalam garis keturunan manusia. Terdapat berbagai type pada kanker ini, salah satunya adalah HNPCC2 atau HNPCC tipe 2, yang diakibatkan adanya mutasi pada gen MLH1. Salah satu bentuk mutasi ini berupa delesi pada kodon 578 sampai 632 pada gen MLH1, mengakibatkan hilangnya 1 ekson yang dapat ditranslasi. Mutasi ini terjadi pada salah satu garis keturunan Finnish (Finlandia). HNPCC tipe 2 dengan mutasi ini terjadi pada kromosom nomor 3 pada manusia (3p23-p21.3) pada sekuens gen MLH1 transcript variant 1 yang sepanjang 2kb .
Sebagian urutan sekuens DNA dari gen MLH 1 pada kromosom nomor 3 adalah sebagai berikut:
5’- taacctcact agtgttttga gtctccagga agaaattaat gagcagggac atgaggttct ccgggagatg ttgcataacc actccttcgt gggctgtgtg aatcctcagt gggccttggc acagcatcaa accaagttat accttctcaa caccaccaag cttagtgaag aactgttcta ccagatactc atttatgatt ttgccaattt tggtgttctc aggttatcgg -3’
Bagian yang berwarna merah adalah bagian yang terdelesi (termutasi), sedangkan yang berwarna hijau adalah sekuens yang akan digunakan sebagai  probe. Urutan probe yang akan digunakan tersebut mengikuti langkah-langkah berikut
Sekuens termutasi 32 nukleotida:
5’ ctagtgttttgagtctccaggaagattttgcc 3’
Komplemen sekuens DNA termutasi:
3’ gatcacaaaactcagaggtccttctaaaacgg 5’
Sekuens Probe:
5’ ggcaaaatcttcctggagactcaaaacactag 3’
Digunakan desain probe demikian karena sekuens DNA ini merupakan hasil delesi atau mutasi dari sekuens DNA normal sehingga ketika probe ini menempel pada sekuens DNA target atau sekuens DNA termutasi, maka keberadaan sel termutasi akan terdeteksi. Pada saat penentuan desain probe, kami melakukan BLAST dengan hasil dimana probe yang kami buat mempunyai ketidaksamaan lebih dari 6 basa dengan sekuens DNA bukan target. Hasil BLAST menunjukkan maksimal hanya 78% dari 32bp probe yang memiliki kesamaan dengan DNA bukan target        (7-8bp tidak sama).
Sekuens probe ini didesain sepanjang 32 basa nukleotida, ini disebabkan karena probe dibuat agar dapat menempel pada DNA target. Tetapi masih ada kemungkinan probe dapat menempel pada sekuens DNA lain selain DNA target. Maka dari itu pada saat pemberian probe pada sel, suhu annealing-nya harus dinaikkan. Suhu yang lebih tinggi melemahkan ikatan hidrogen dari DNA bukan target dengan probe.
Probe didesain menggunakan reporter fluorescence (FISH). Keuntungan- keuntungan dari penggunaan fluorescence ini adalah tidak membahayakan peneliti, dapat lebih cepat dalam mendeteksi lokasi gen atau DNA, memiliki resolusi yang tinggi, dan sentitif. ………. Selain itu penelitian untuk deteksi mutasi gen MLH1 untuk kanker HNPCC2 ini telah banyak menggunakan teknik FISH (Fluorescence In-Situ Hibridization),dan dapat diperoleh hasil yang cukup baik.
            Untuk mendeteksi keberadaan gen mutan digunakkan metode  FISH (fluorescent in-situ hybridization ). Alasan digunakkannya metode pewarnaan FISH dikarenakan memiliki kelebihan dibandingkan dengan label radioaktif yang cenderung labil dan berbahaya, selain itu lebih mudah dan cepat dalam mendeteksi dibandingkan reporter imun. Banyak penelitian dalam jurnal, termasuk acuan pustaka kami juga menggunakan metode FISH ini. Reporter FISH akan ditambahkan pada Probe, sehingga akan ikut tertempel pada DNA target. Setelah itu dilakukan pencucian agar sisa probe tercuci sehingga yang tertinggal adalah probe dan reporter yang menempel pada DNA target. Kemudian hasil dideteksi menggunakan epiflouresence microscope yang dapat mendeteksi adanya cahaya pendar dari flouresence. Gen yang berpendar tersebut merupakan gen mutasi yang terdeteksi adanya kanker.
Daftar Pustaka

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/probe

                                                         

Tidak ada komentar:

Posting Komentar